Bengkayang. Dengan suasana yang masih alami, dipenuhi dengan lahan pertanian yang luas, tempat wisata yang melimpah, ditambah dengan ...
Bengkayang. Dengan suasana yang masih
alami, dipenuhi dengan lahan pertanian yang luas, tempat wisata yang melimpah,
ditambah dengan pantai-pantai yang bersih dan indah menjadikannya sebagai salah
satu destinasi wisata yang menarik di provinsi Kalimantan Barat. Di balik
itu semua, kabupaten ini juga diwarnai dengan beberapa pondok pesantren, di antaranya
adalah Pondok Pesantren an Nur Sungai Duri.
Pondok
Pesantren an Nur terletak di Jl.
Sumbawa Desa Sungai Duri, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Bengkayang, Provinsi
Kalimantan Barat. Pesantren
ini menjadi salah satu lembaga pendidikan Islam yang boleh dibilang berkembang cukup
pesat di Kabupaten Bengkayang.
Sejarah
Pesantren
Kabupaten Bengkayang adalah daerah
heterogen yang terdiri dari berbagai macam suku, golongan dan agama. Mulanya, mayoritas penduduk di
sana masih beragama Kristen. Pergaulan
bebas merajalela di kalangan remaja. Hal itu dikarenakan minimnya
akses pendidikan Islam di sana.
Melihat suasana yang memprihatinkan ini,
Kyai Asy’ari Makmun mempunyai inisiatif untuk mendirikan lembaga pendidikan Islam. Beliau berharap, keberadaan
lembaga ini bisa meningkatkan kualitas pendidikan agama masyarakat sekitar.
Dimulailah pendirian Pondok Pesantren an Nur pada tahun 2006, tepatnya di daerah Dusun Melapis dengan lembaga pertama Madrasah Ibtidaiyah
Riyadhul Ulum. Pada awal perkembangannya, jumlah santri berkisar 20 orang. Setelah
berjalan beberapa tahun, santri yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren an Nur semakin banyak sehingga tempat tinggal para santri tidak
mencukupi. Maka, atas restu para masayikh dan tokoh masyarakat, Kyai Asy’ari mendirikan Pondok Pesantren an Nur di lokasi yang baru, yaitu dusun Sumbawa
di atas tanah seluas 2,5 hektar.
PROGRAM PENDIDIKAN
Sebagaimana lembaga pendidikan Islam
lainnya, Pondok Pesantren an Nur Sungai Duri didirikan untuk mencetak
kader-kader umat Islam yang dapat menuntun dan mengembangkan ilmunya di tengah-tengah
masyarakat, menuju kehidupan yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Ini yang
menjadi poin besar serta menjadi visi Pondok Pesantren, berikut pendidikan lain
yang senafas dengan pesantren.
Pondok
Pesantren an Nur bersistemkan salaf, namun tidak melupakan hal-hal modern. Para santri yang saat ini berjumlah 400 orang ditempa dengan pendidikan agama dan
cara hidup yang Islami tanpa meninggalkan unsur-unsur keterampilan hidup.
Pada
perkembangannya, Pondok
Pesantren an Nur telah berhasil melengkapi unit-unit pendidikannya. Lembaga-lembaga
pendidikan yang dimiliki meliputi madrasah
diniyah, pendidikan formal dan lembaga sosial seperti Panti Asuhan Putra Bangsa, Koperasi Pontren an Nur dan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Cahaya Bangsa.
Madrasah Diniyah Salafiyah an Nur dengan sistem klasikal, ditempuh
selama enam tahun. Lembaga ini begitu terasa perkembangannya, khususnya dalam pengajian dan pemantapan dalam pemahaman kitab salafnya. Adapun kitab-kitab yang diajarkan meliputi Ta’lim al Muta’allim, Bulugh al Maram, Safinaah al-Najah,
Fath al Qarib, Mutammimah, dll.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVoOGPrhUPGIOT5QsXZp9_ppPNzUmH7JAeApBVlMdV1bl6W-j_jXlgTZf6j5E3-LCvaMffa89-_hBeKDqIemNNRtCxVrbFNYT-DcImWmLGK87fWItWgealj6rTTW7vjg8EUGSd28jRbxy2/s320/New+Picture+2.jpg)
Program-program Pondok Pesantren an Nur yang telah berjalan di pesantren dan madrasah selalu dibarengi
dengan peningkatan dan evaluasi. Beberapa
prestasi telah ditorehkan para santri pada tahun ajaran 2015-2016. Di tingkat
Madrasah Aliyah, pesantren ini telah meraih juara pertama lomba pidato bahasa Arab
dan Inggris se-Kabupaten Bengkayang dan Juara Umum AKSIOMA tahun 2015 yang
diadakan oleh Kementrian Agama Kabupaten Bengkayang.
RUTINITAS
SANTRI
Kegiatan santri Pondok
Pesantren an Nur dipenuhi dengan kegiatan pemantapan kepribadian santri dan pengintegrasian
ilmu pengetahuan umum dan agama. Untuk pemantapan kepribadian santri, mereka
diwajibkan bangun pada jam 03.30 untuk melaksanakan shalat tahajud dan shalat shubuh
berjamaah, kemudian diisi dengan kegiatan tilawatul Quran dan ngaji kitab.
Sedangkan untuk penyelarasan
ilmu umum dan agama, para santri belajar di pendidikan formal mulai jam 07.00 hingga 12.30. Untuk siang hari, semua santri diwajibkan untuk istirahat. Sedangkan
pelajaran agama di madrasah diniyah dilaksanakan pada sore hari sesuai dengan tingkatannya
masing-masing. Untuk malam hari setelah maghrib, diisi dengan tilawatil
Quran untuk yang belum fashih membacanya. Sedangkan yang sudah lancar, mengikuti kegiatan ngaji kitab hingga waktu isya’.
Setelah itu, para santri bersiap-siap
masuk kelas untuk belajar malam terbimbing hingga jam 21.30.
Seiring berjalannya waktu, pengaruh
keberadaan Pondok Pesantren an Nur mulai terasa bagi masyarakat sekitar.
Dibuktikan dengan semakin sadarnya masyarakat akan pentingnya pendidikan agama
bagi kehidupan mereka. Anak-anak mereka mulai berdatangan untuk menimba ilmu ke
Pondok Pesantren an Nur. Ditambah munculnya beberapa alumni yang sudah
berkiprah di masyarakat. KL
COMMENTS