Pada edisi - edisi sebelumnya, kita telah menampilkan pondok-pondok pesantren seputar daerah Jawa dan Madura. Pada edisi kali ini kami...
Pada
edisi - edisi sebelumnya, kita telah menampilkan pondok-pondok pesantren
seputar daerah Jawa dan Madura. Pada edisi kali ini kami akan mengajak pembaca
untuk terbang jauh ke pulau Borneo
(Pulau Kalimantan), tepatnya Kota Pontianak Kalimantan Barat. Meskipun secara
historis kota tersebut adalah kota yang paling akhir berdiri di antara kota-kota
yang ada di Kalimantan Barat, namun lebih unggul dalam Perkembangan kedaerahan
dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Kalimantan Barat. Keunggulan tersebut meliputi pembangunan, pendidikan, perekonomian
dan lain sebagainya.
Kemajuan
Pontianak tidak hanya terbatas pada pendidikan umum saja, tapi meliputi sektor-sektor pendidikan keagamaan, seperti Pondok
Pesantren, TPQ, Madrasah, dan lain sebagainya. Secara kuantitas Pondok
Pesantren di Kota Pontianak memang masih tidak sebanyak seperti daerah-daerah
jawa dan sekitarnya, yang kita ketahui hampir dapat ditemui di setiap daerah
bahkan di setiap desa.
Salah satu pondok yang ada
di kota Pontianak adalah Pondok Pesantren
‘Al-Habib Soleh bin Alwi Al-Haddad’ yang terletak di Jl. Trans Kalimantan Parit Masigi kec. Sui Ambawang Kuala kab. Kuburaya Kalbar.
Sejarah Singkat Pondok
Secara
resmi, Pondok ini didirikan pada tahun 1994
oleh Habib Mustofa bin Soleh al-Haddad dan diasuh beliau hingga wafat pada
tahun 2011. Setelah itu, estafet perjuangan
tersebut dilanjutkan kembali oleh putra kesayangannya Habib Hasan bin Mustofa al-Haddad.
Menurut Habib Mustofa, tantangan dan
hambatan selama mengasuh Pesantren nyaris sangat sedikit; “Biasa…..,
santri-santri ada yang nakal dan ada yang tidak. Cuma itu, lainnya tidak ada”
kata beliau. Habib Mustofa menuturkan bahwa jikalau perjuangan dilandasi dengan
semangat keikhlasan, maka akan banyak ditolong
oleh Allah SWT. “Dengan
semata-mata berjuang untuk menolong umat Rasulullah SAW supaya bertaqwa kepada
Allah. Kami Alhamdulillah tidak kekurangan makanan dan minuman. Banyak donatur
yang mengantarkan kebutuhan santri ke Pesantren”.
Menurut Habib Hasan al Haddad, pengasuh pondok saat
ini, Latar belakang didirikan pondok pesantren adalah karena keinginan Habib
Mustofa bin Soleh al Haddad mengikuti
jejak Rasulullah SAW. sebab Rasulullah merangkul anak-anak yatim dan piatu, olehkarna
itu kita perlu membina anak-anak yatim dan piatu ini.
Kalau
kita melihat sejarah berdirinya pondok ini memang cukup mengagumkan, kuantitas
santri yang terus bertambah dari tahun
ke tahun dan keterbatasan yang dimiliki tidak membuat Pondok ini stagnan,
bahkan pondok ini terus berjalan dan berkembang. Bahkan perkembangan tersebut
semakin meningkat sejak estafet perjuangan berada di tangan Habib
Hasan.
Estafet ini berpengaruh pada
peningkatan kuantitas santri, riilnya hingga saat ini santri Pondok Pesantren Habib
Sholeh bin Alwi al-Haddad telah berjumlah 215 santri setelah sebelumnya hanya berjumlah
puluhan orang saja. Dari 215 orang santri terdiri dari 165 orang laki-laki
dan 50 orang perempuan. Sebagian dari 215 orang ini adalah golongan yatim piatu
yang berasal dari berbagai daerah di Kalbar.
Biografi
Muassis Pondok
Habib Mustofa bin Soleh bin Alwi bin Abubakar al-Haddad adalah anak ke 3 dari 6 bersaudara. beliau dilahirkan di Pontianak pada tanggal 17 Agustus 1949. Ia mengenyam pendidikan dasar
sampai kelas III Sekolah Rakyat (SR). Kemudian ia melanjutkan ke Pondok
Pesantren Darul Hadits, Malang (Jawa Timur) yang diasuh oleh Habib Abdul Qadir
bin Ahmad Bilfagih selama 10 tahun (1957-1967).
Selama di Darul Hadits, ia seangkatan dengan Habib
Syekh bin Ali Al-Jufri, Habib Abdul Qadir Al-Hadad (Condet, Jakarta Timur),
Habib Mustofa bin Abdul Qadir Alaydrus (Sabilal Muhtadin, Jakarta Selatan),
Habib Ahmad Habsyi (Palembang), Habib Abdullah Abdun (Malang), Habib Abdullah
bin Alwi Al-Kaff (Cirebon), Habib Ali bin Ahmad Al-Jufri (Pekalongan) dan
lain-lain.
Habib Mustofa mengaku sangat terkesan selama menempuh
pendidikan di Pesantren yang terkenal dengan ilmu haditsnya itu. “Banyak ilmu yang diajarkan kepada saya sehingga saya
bisa seperti ini. Ini semua berkat bimbingan beliau dan putranya Habib Abdullah
bin Abdul Qadir Bilfagih”, ujar
beliau.
Pesan dari Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfagih yang
selalu dipegangnya sampai sekarang;“Belajarlah kamu dengan hati-hati dan
kamu sebagai seorang ulama, jaga sikap tawadhu, jangan sombong dan takabur. Gunakanlah ilmu
ini untuk menegakkan kalimat tauhid dan sampaikan ilmumu untuk mendidik umat
Nabi Muhammad SAW supaya menjadi umat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT”
Setelah dari Darul Hadits pada tahun 1967, ia pulang
ke Pontianak dan belajar dengan abahnya Habib Soleh bin Alwi bin Abubakar al-Haddad
yang merupakan seorang ulama sekitar 10 tahun sampai sang ayahanda wafat pada bulan Muharam1403H.
Pria berumur 61 tahun dikenal sebagai ulama yang
sangat gigih memberantas segala bentuk kemungkaran di manapun tempatnya. Bahkan Kerapkali ia
berurusan dengan aparat keamanan dan pemerintah di Pontianak karena
kevokalannya menyuarakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Bahkan ia sempat
ditahan oleh kepolisian karena sikapnya yang berlawanan dengan kebijakan
pemerintah.
Pada akhir
hidupnya beliau lebih banyak berkecimpung dalam barisan Front Pembela Islam (FPI)
Kalimantan Barat dan juga sibuk dengan berdakwah baik di Pesantren yang ia
pimpin ataupun menghadiri majelis-majelis taklim yang mengundangnya. Pada umur
ke 62, beliau kembali ke rahmatullah tepatnya pada hari Jumat tanggal 17 Juli
2011 di Rumah Sakit NORMA Malaysia.
System Pendidikan
Pendidikan
Pondok Pesantren ‘Al-Habib Soleh bin
Alwi Al-Haddad’dilaksanakan melalui jalur pendidikan non formal (Pendidikan di
Pesantren/Diniyyah), yaitu system pendidikan
klasikal dengan kurikulum yang telah ditetapkan, seperti pengajian kitab
kuning yang dibacakan dan diterjemahkan oleh ustadz dan ditulis kembali oleh
para santri ke kitab-kitab mereka seperti layaknya diterapkan pondok pesantren
salaf di Jawa.
Selain
itu juga, pondok mewajibkan para santri untuk menghapal beberapa kitab seperti:
Asma’, Af’al, dan kitab Jurmiyah. Pondok juga membagi
pendidikannya menjadi dua jenjang yaitu, Ibtidaiyyah yang ditempuh
kurang lebih 5 tahun dan Tsanawiyah yang di tempuh kurang lebih 3 tahun.
Pada
hakikatnya Pondok Pesantren ‘Al-Habib
Soleh bin
Alwi Al-Haddad’ memiliki hubungan yang sangat erat dengan pondok pesantren Darullughah Wadda’wah. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya tenaga pengajar yang
berasal dari pondok pesantren Darullughah Wadda’wah. Bahkan mudir Pondok Pesantren, Habib Hasan Bin Mustofa Al Haddad
adalah salah satu alumni pondok pesantren Darullughah Wadda’wah.
Selain itu pula berbagai kegiatan-kegiatan pembalajaran yang diadopsi dari pondok
pesantren Darullughah Wadda’wah membuktikan
keterkaitan yang sangat erat antara dua pondok. Untuk seragam misalnya, pondok ini juga mewajibkan
para santri untuk berpakain gamis, imamah dan kopiyah yang serba putih. Pondok ini juga mewajibkan para santri bangun malam
untuk melakukan salat tahajud bersama. Setelah itu dilanjutkan dengan bacaan
wirid bersama dan diteruskan dengan sholat subuh secara berjamaah.
Setelah
melaksanakan sholat subuh berjamaah santri melanjutkan kegiatan mereka dengan
bacaan wirid. Kemudin kegiatan dilanjutkan dengan
pengajian sampai jam 05.30, setelah itu santri istirahat sebantar untuk mandi
dan sarapan dan melanjutkan kembali pengajian mulai dari pukul 07.30 sampai
12.00 WIB.
Memang Pondok Pesantren ‘Al-Habib
Soleh bin
Alwi Al-Haddad’ masih belum
memiliki pendidikan formal, akan tetapi pihak pondok mempersilakan para santri untuk mencari pendidikan formal di luar pondok dengan syarat-syarat yang telah dibuat oleh pondok pesantren.
Pondok juga memberikan pendidikan
alternatif untuk keterampilan para santri. Seperti peternakan, otomotif dan
keterampilan-keterampilan lain yang tujuannya untuk membekali santri dengan keterampilan-keterampilan yang dapat di jadikan alternatif untuk memenuhi
kebutuhan mereka jika telah menyelesaikan pendidikan pesantren dan terjun ke masarakat.
Program Unggulan
Seperti pondok-pondok pesantren yang
lainya, pondok pesantren ‘Al-Habib
Soleh bin
Alwi Al-Haddad’ juga memiliki program unggulan.
diantaranya mewajibkan santri untuk berbicara Bahasa Arab dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Selain itu pula pondok juga membekali santri
dengan latihan pidato agar mereka terbiasa jika mereka telah terjun ke
masyarakat. Memang sampai saat ini Pondok Pesantren ‘Al-Habib
Soleh bin
Alwi Al-Haddad’
memiliki track record yang bagus di masyarakat.
Hal itu dikarenakan eksistensi para alumnus Pondok Pesantren ‘Al-Habib
Soleh bin
Alwi Al-Haddad’
yang dinilai bagus dan dapat ditiru oleh masayarakat.
COMMENTS