Judul : at andid biman 'addada at tauhid Penulis : As Sayyid Hasan bin 'Ali as seggaf Pene...
Judul : at andid
biman 'addada at tauhid
Penulis : As Sayyid
Hasan bin 'Ali as seggaf
Penerbit : Darul Imam An
Nawawi
Tebal : 64 Halaman
Peresensi : Muhammad
Syarwani
Dalam kancah pemikiran
intelektual umat islam, nama Ahmad ibnu taimiyyah al harroni tentu bukanlah
nama yang asing. Sebab, ide-ide besar sosok yang kontroversional ini mendapat
"apresiasi" luar biasa umat islam di masanya maupun kurun setelahnya.
Bahkan, hingga saat ini pemikiran-pemikiran beliau masih terus dikaji dan
banyak mempengaruhi (baca : mengontaminasi) pemikir-pemikir muslim setelahnya.
Diantara Pemikiran al
harroni tentang teologi yang paling fenomenal adalah konsep klasifikasi tauhid
yang diusungnya. Beliau mempunyai pemikiran baru dalam kancah teologis, bahwa
tauhid yang merupakan hal paling fundamentalis dalam diskursus teologis
diklasifikasi menjadi tiga bagian, yakni
Tauhid Rububiyyah, Tauhid Uluhiyah dan Tauhid al-Asma’ wal al-Shifat. Dengan
konsep ini, seorang yang telah mengakui keesaan Allah ta'ala belum dapat
dikategorikan sebagai orang muslim karena ia hanya mengakui tauhid rububiyyah.
Seseorang dapat dikatakan muslim jika ia telah mengakui tauhid uluhiyyah dengan
tidak menyekutukan Allah ta'ala dalam hal peribadatan.
Paradigma klasifikasi
tauhid ini, oleh para pengikutnya dikatakan sebagai hasil riset beliau (
istiqro ) terhadap nash-nash syariat untuk memudahkan kaum muslimin dalam memahami
tauhid. Di sisi lain, pemikiran beliau ini mendapat reaksi keras dari ulama
lain karena penuh dengan absurdisitas. Lebih dari itu, ulama yang kontra dengan
pemikiran beliau bahkan mengklaim bahwa konsep klasifikasi tauhid tersebut
bukan hanya tidak memiliki landasan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan,
tetapi juga merupakan alat untuk menjustifikasi penkafiran beliau terhadap
orang-orang yang tidak sefaham dengannya.
Para pakar teologi
telah banyak menelurkan karya-karya besar untuk menyingkap kerancuan
klasifikasi tauhid tersebut. Kajian mereka tersebar dalam banyak literatur yang
berlainan. Diantara buku yang secara khusus mengungkap absurdisitas klasifikasi
tauhid ini adalah buku at tandid biman
'adddada at tauhid karangan as sayyid Hasan bin 'Ali as segaf asal yordania.
Buku ini dimulai
dengan prolog berupa penjelasan secara singkat sisi historis serta substansi
konsep klasifikasi tauhid tersebut berikut landasan normatifnya. Disamping itu
penulis juga mengutip komentar para ulama terhadap pencetus konsep ini dan
orang yang berjasa besar dalam menyebarkannya. Tentu uraian pembuka ini akan
memberikan pemahaman awal kepada pembaca yang belum begitu mengenal konsep ini
akan permasalahan yang akan diuraikan lebih detail pada bagian berikutnya.
Kajian dilanjutkan
dengan mengungkap kerancuan substansial dari klasifikasi tauhid ini dari
berbagai persfektif keilmuan. Dalam pembahasan utama buku ini, penulis
mengungkapkan kerancuan klasifikasi tersebut melalui pendekatan linguistik,
historis, metodologis, serta pijakan ilmiah yang digunakan. Seluruh sisi
argumentatif konsep inipun tak luput dari kritik penulis. Di sini penulis
terlihat dengan lihai mengungkapkan absurdisitas dari interpretasi al harroni
berkenaan dengan argumen yang digunakannya dalam menjustifikasi pemikirannya
tersebut berikut menjelaskan interpretasi yang seharusnya dengan referensi yang
jelas. Penulis bahkan mengutip konsesus para pakar teologi yang menutup celah
bagi kemungkinan kebenaran konsep ini.
Pada bagian berikutnya
penulis menguraikan keracuan ideologi-ideologi yang berdiri diatas konsep
klasifikasi tauhid terebut. Seperti ideologi takfir terhadap orang-orang yang bertawassul, istighotsah dan lain
sebagainya, serta akidah tajsim dan tasybih yang merupakan implikasi dari konsep
tauhid asma was sifat. Hal menarik lain adalah, penulis juga menyertakan
ideologi yang dianut ahlus sunnah wal jama'ah sebagai komparasi berikut pijakan
masing-masing, meski tentunya tak bisa lepas dari subjektifitas penulis.
Terakhir, tidak cukup
dengan melakukan kritik sarkastis terhadap konsep tauhid ini, secara implisit
penulis juga meberikan vonis takfir terhadap penganut konsep tersebut dengan
mengutip pendapat pakar-pakar teologi terhadap bentuk implikatif konsep
tersebut. Tauhid asma was sifat terlihat mendapat sorotan khusus. Hal ini tak
lain karena klasifikasi tauhid yang terakhir ini memiliki dampak yang paling
berbahaya dibanding dua klasifikasi lainnya. Tauhid asma was sifat inilah yang
mengiring ibnu taymiyyah serta pengikut-pengikutnya dalam ideologi tasybih yang
mendapat kecaman dari semua ulama di eranya, bahkan menyebabkan beliau mendekam
di penjara. Di bab ini penulis
Setelah menguraikan
panjang lebar tentang konsep klasifikasi tauhid tersebut berikut absurdisitas
yang terkandung di dalamnya, penulis memberikan suplemen bab yang berisi
beberapa sampel dari kesesatan yang terkandung dalam komentar buku aqidah
thohawiyyah yang ditulis oleh ibnu abil 'iz. Perlu diketahui bahwa beliau
adalah salah seorang penerus ibnu taimiyyah yang memiliki andil besar dalam
mempertahankan eksistensi pemikiran ibnh taimiyyah serta karyanya menjadi
rujukan utama pengikut ibnu taimiyyah dalah hal ideologi. Suplemen bab ini
mengindikasikan bahwa buku ini sebenarnya ditulis sebagai counter terhadapa
syarah aqidah thohawiyyah tersebut. Hal ini sebagaimana yang diisyaratkan
penulis dalam banyak bagian di buku ini.
Al hasil, isi buku ini
mengetengahkan argumen-argumen yang menyingkap absurdisitas pemikiran ibnu
taimiyyah tersebut, disamping juga mematahkan tuduhan-tuduhan miring yang
sering dilontarkan terhadap pengikut ahlus sunnah wal jama'ah sebagai imbas
dari klasifikasi tauhid tersebut. Materi kajian yang begitu komprehensif dan
metodologis menjadikannya sebagai buku yang wajib dibaca bagi orang-orang yang
bertanggung jawab melindungi ummat dari pemikiran sesat yang terlanjur menyebar
ini.
COMMENTS