Banyak sumbangan tokoh-tokoh islam dalam dunia medis dibeberapa bidang kedokteran. Hal ini untuk menangkis asumsi barat yang mengat...
Banyak sumbangan
tokoh-tokoh islam dalam dunia medis dibeberapa bidang kedokteran. Hal ini untuk
menangkis asumsi barat yang mengatakan
bahwa ilmu kedokteran modern hanya berasal dari mereka dan peranan bangsa arab hanyalah
penyampai ilmu dari yunani purba tanpa mengalami perubahan sama sekali. Padahal
asumsi mereka salah. Disini penulis akan berusha mengklarifikasikan asumsi mereka
dengan menampilkan segelintir bukti-bukti yang akan ditulis dibawah ini. Yaitu
diantaranya :
Al-Razi (Rhazes)
856-925 M
Beliau adalah
perintis kedokteran psikomatik, yang didalamnya mementingkan keseimbangan
rohani dan jasmani. Beliau adalah tokoh ulung yang mengenal “cacar” dengan baik
dan tepat. Serta bisa membedakannya dengan penyakit “campak” (measisme). Kitab
Al-Hawi yang merupakan jerih payah beliau, merupakan suatu ensiklopedia
kedokteran yang praktis atau terapantik yang telah menjadi sumber rujukan
penting dari abad 12-17 M.
Ibnu Sina
(Avicenna) 980-1037 M
Dalam kurung
satu tahun, beliau telah berhasil mengarang 7 buah buku yang semuanya berjumlah
456 buah. Qonnun al-Tibb yang terbagi menjadi enam jilid, mengandung satu juta
pedoman. Termasuk didalamnya dasar-dasar umum ilmu kedokteran dan berbagai
jenis obat-obatan yang berjumlah 760, disusun sebagai satu farmakopie.
Kelebihan dari buku tersebut adalah, telah dijadikannya sebagai buku teks
kedokteran yang paling populer, dan banyak dari berberbagai universitas di ranah Eropa yang
memakainya selama enam abad. Beliaulah yang menjabarkan gejala penyakit seperti
: diabetes, dan mengetahui tentang venerrologi(penyakit kelamin). Diantara
perkataan beliau adalah : penyakit seperti TBC bisa menular melalui udara.
Al-Zahrawi (Abul
Caesic) 936-1013
Beliau adalah
seorang ahli bedah yang terkenal, selain mengetahui dan memahami ilmu kedokteran dan
farmasi, beliau telah berhasil mengarang sebuah buku yang berjudul al-Tasrif (
kitab al-Zahrawi) yang terdiri dari dari tiga puluh bagian. Banyak Negara yang
telah menterjemahkannya pada zaman renaissance (kemajuan) Eropa, baik itu ke
bahasa Latin, Prancis, Spanyol maupun Helbrew. Dan beliau juga yang telah
memperkenalkan pada dunia kedokteran 150 alat pembedahan. Di dalam kitab
al-Tasrif sendiri, kurang lebih ada 200 jenis alat-alat operasi yang digambarkannya,
seperti :
penyupit, penebule, gunting, pencakup, pisau alat kanteri, dan lain-lain.
Ibnu al-Qaff
1233-1286 M
Beliau adalah
salah satu tokoh pakar bedah Islam yang terkenal. Hasil karya beliau yang
berjudul al-Umdah fi al shina’ah al-jurahah (the authority of surgery) terdiri
dari 28 pasal. Beliau juga yang membicarakan masalah pentingnya anatanomi dalam
pembedahan serta beberapa teknik dan alat-alatnya.
Abu Marawan Abdul Malik/
Ibnu Zuh (Avezoar) 1161 M
Pada zaman
renaissance Eropa, kitab beliau yang berjudul Kitab at-Taysir fi al-murawah wa
at-tadbir (facilitation of treatment) telah diterjemahkan ke bahasa Latin.
Disitu mengandung uraian yang panjang mengenai
“scabies
pericarditis” pengeluaran batu karang,
penyakit telinga tengah, dan lain-lain.
Al-Majusi, Ali Ibnu Al Abbas
Beliau lebih terkenal sebagai “Bapak Farmakologi” yang telah berhasil
menemukan analgesik (narkotik yang bisa menghilangkan rasa sakit). Hasil karya
beliau yang berjudul al-Maliki (Kamil al-Sina’ah al-Tibbyah) merupakan suatu
ensiklopedia, yang didalamnya mengandung 400.000 pedoman dan terbagi menjadi 20
bagian, pada bagian ke-2 dan ke-3, beliau menguraikan antara lain tentang
dietitik dan metri medika. Adapun tentang operasi yang terdiri dari 110 bab
diletakkan pada bagian bab 19. Diantara pendapat beliau adalah tentang adanya
kapiler dan kontraksi uterus, yaitu fetus yang tidak meninggalkan rahim dengan
sendirinya. Kitab al-Maliki telah menjadi suatu kitab alternatif dari kitab Qonnun
fi al-Tibb oleh Ibnu Sina.
Ibnu Rusydad (Averroes) 1126-1198 M
Beliau adalah seorang yang tekun dalam belajar. Ada riwayat yang mengatakan
bahwa selama 35 tahun, beliau setiap harinya Kitab al Kuliah (General rules on
medicine) yang berjumlah 16 jilid, merupakan hasil jerih payah beliau yang
telah diwarisi orang-orang Eropa. Selain mendalami ilmu medis, beliau juga
terkenal dengan ahli falsafah. Disitu beliau berusaha untuk mencoba mempertemukan
falsafah dengan wahyu, akal dengan agama serta telah memperkokoh pendirian
agama.
Farmasi atau Farmakologi
Untuk menjaga mutu, dosis obat-obatan, perundang-undangan khusus dan
pemeriksaan serta pengawasan mutu, sering dilakukan didalam bidang farmasi.
Kajian pengaruh obat pada hewan dilakukan untuk ujian “screening” dan juga
untuk menentukan dosis yang sesuai (biossay).
Farmokopeia yang menceritakan tentang cara-cara pembuatan dan khasiatnya
banyak dikelarkan oleh tokoh islam. Bentuk dan penyajian obat dapat dibuat
secara merebus, penyulingan, membasuh, larutan, salep, sublimasi, dan
lain-lain. Bahkan ada juga obat yang diberikan secara suposotori (melalui
anus), dan juga melalui pundi kencing. Kitab-kitab yang terkenal seperti al
Hawi (oleh al Razi, 830 jenis) Saydalah (oleh al Biruni, 850 jenis) al Mughnafi
fi Adniyat al Mujradah (oleh al Bartar,140 jenis) al Qonnun oleh Ibnu Sina, 760
jenis, oleh al Kindi dan al Zahrawi banyak memuat uraian obat-obatan dan farmakologi.
COMMENTS