Setiap kota memiliki ciri khas tersendiri,begitu juga kota kecil di wilayah kabupaten brebes tepatnya di Jatibarang....
Setiap kota
memiliki ciri khas tersendiri,begitu juga kota kecil di wilayah kabupaten
brebes tepatnya di Jatibarang. kota yang
memiliki history yang sangat kental dengan peninggalan belanda. Di pusat kota, berdiri
kokoh bangunan-bangunan tua di area pabrik gula yang sudah beroperasi sejak
zaman penjajahan dan hingga kini masih eksis peroperasi mengahasilkan gula guna
memenuhi kebutuhan masyarakat. Tak hanya itu,
kota ini juga mencetak ulama dan
pribadi-pribadi paripuna melalui
perjuangan para ulama dengan dakwahnya dan yang terbesar di antara semua adalah
pondok pesantren Darussalam di bawah asuhan KH Sholeh Muhammad Basalamah.
Syekh Sholeh Muhammad Basalamah,
nama ini sungguh tidak asing lagi bagi masyarakat Brebes, melalui perjungan yang sangat melelahkan, beliau
mendirikan sebuah yayasan Pendidikan Islam Darussalam pada
tahun 1988, seperti pendidikan islam kebanyakan, madrasah ini dimulai dengan
santri yang sedikit, tapi hal itu tidak pernah menyurutkan semangat dan tekad
Ustad Sholeh untuk tetap berkhidmad kepada agama melalui madrasah tersebut.
Berselang
kurang lebih 11 tahun madrasah ini
menjadi sebuah pondok pesantren yang besar yang kemudian diberi nama PONPES Darussalam,
tepatnya pada tahun1999 beliau yang
akrab disapa Abuya oleh parasantrinya, mulai menerima santri yang ingin tinggal
di pondok Darussalam, yang sebelumnya mereka tinggal dirumah mereka
masing-masing, layaknya perkembangan jaman, Pondok ini terus berkembang. Baik secara kualitas maupun kuantitas, tercatat Sampai sekarang jumlah
santri PonPes Darussalam sekitar 150 orang yang semuanya tinggal di pemukiman PONPES.
Jika kiita melihat kebiasaan
Ponpes Darussalam sungguh sangat berbeda dengan pondok-pondok lainnya,
kebanyakan pondok-pondok di Indonesia selalu memperhatikan kuantitas santrinya, tapi tidak dengan ponpes darussalam, setiap tahunnya pondok hanya menerima 20-30 santri baru yang kebanyakan dari mereka sudah menyelesaikan
pendidikan SMA/MA sederajat, hal ini dilakukan karena bebrapa alasan, diantaranya beliau
ingin mengenal lebih dekat para santrinya, selain itu pula Ustad Soleh memerintahkan para santri
untuk memanggil dirinya dengan sebutan abuya yang artinta bapakku, karena beliau beranggapan dengan panggilan Abuya akan
menjadikan santri lebih takdzim dan
lebih dekat kepada beliau,
Ponpes Darussalam
mendidik para santrinya dengan cara menerapkan tarbiyatus salaf, yang dikolaborasiakan dengan kurikulum yang
diadopsi dari pembelajaran di timur tengah, seperti kebanyakan pondok salaf yang lain, pondok ini juga tidak menyertakan pedidikan
formal, seperti SD bahkan sampai
perguruan tinggi, akan tetapi ijazah yang dikeluarkan bisa di gunakan untuk
mendaftar ketingkat pendidikan yang lebih tinggi, baik di Indonesia bahkan di
timur tengah.
Jenjang
pendidikan yang ada di pondok ini di
mulai dari ibtida, tsanawy, dan aliyah, untuk kegiatan sehari-hari, santri
wajib bangun dimulai dari jam tiga untuk
melaksanakan shalat tahajjud bersama, dilanjutkan dengan shalat shubuh
berjamaah dan membaca awrad (wirid-wirid), setelah meleksanakan shalat. Semua santri
mengikuti kuliah subuh dengan sistem halaqoh sesuai dengan kelasnya
masing-masing, setelah itu para santri beristirahat untuk mandi, sarapan pagi
dan mempersiapkan diri untuk masuk ke kelasnya masing-masing, sebelum memasuki
kelas mereka masing-masing, para santri diwajibkan untuk melaksanakan shalat
dhuha, kemudian kegiatan dilanjutkan dengan belajar mengajar yang dilaksanakan
sampai pukul 13.00 wib, dan dilanjutkan dengan shalat zhuhur berjamaah, untuk
menyelingi kepenatan belajar para santri
diberikan waktu berolah raga setelah mereka melaksanakan sholat ashar berjamaah
dan pembacaan surah waqiah, setelah
sholat maghrib berjamaah, para santri melanjutkan pembelajaran yang sistemnya
sama dengan pembelajaran di pagi hari yaitu halaqoh yang disesuaikan dengan
kelasnya masing-masing, pada malam rabu para santri dikumpulkan untuk mendengar
taui’yah atau sejenis diklat dari
pengasuh pondok, kemudian pada malam kamis para santri melakukan tamrinan
khitobah (latihan khutbah) yang bertujuan untuk membiasakan diri mereka sebelum
terjun ke masyarakat, untuk pembacaan maulid nabi di lakukan pada malam jumat.
Selain kesibukan mengurus pondok
pesantren, beliau juga memiliki kesibukan lain ,diantaranya beliau mengisi
pengajian di beberapa kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Barat seperti
Indramayu, Pemalang ,Brebes dan Tegal, bahkan sesekali beliau diundang untuk
mengisi pengajian di luar pulau jawa, seperti sumatra dan sekitarnya, bahkan
dengan adanya pengajian ini memberikan bantuan yang sangat besar buat operasional pondok, karena Sebagian besar pemasukan
pondok ini didapat dari pengajian rutin
tersebut,
yang diambil dari swadaya para simpatisan jamaah pengajian tersebut dengan cara
menyumbang sebesar Rp 1000 di setiap pengajian. Bukan dari situ saja,
pemasukan pondok ini juga didapat dari koperasi dan tempat cukur berAC yang sengaja
didirikan untuk membantu biaya oprasional pondok.
Setiap pondok pesantren pasti
memiliki visi dan misi , begitu juga halnya dengan pondok Darussalam,
sebagaimana hasil wawancara yang kami lakukan dengan pengasuh pondok yaitu Ustdz Sholeh Basalamah, bahwa visi dan
misi pondok ialah menjadikan seluruh santrinya bisa merangkul semua aliran dan
juga bisa mengimankan orang islam dan mengislamkan orang yang beriman.
Ustad
Sholeh Basalamah lahir di Jatibarang, Brebes, Jawa Tengah 14 juli 1959M. Putra kedua dari Syekh Muhammad Basalamah,
sejak kecil dibimbing langsung oleh kakeknya, ulamak kharismatik syekh Ali bin Ahmad
Basalamah.
Pengalaman belajar yang beliau miliki sungguh
tidak di ragukan lagi, setelah lulus SLTP di Jatibarang, melanjutkan pendidikan
di YAPI Bangil, Pasuruan, Jawa timur. Setelah itu beliau menjadi santri salah satu ulama
terkemuka di Dunia yaitu Sayyid Muhammad
Al Maliki Al Hasani, yang dimulai pada tahun 1978 sampai 1986.Pada tahun 1994
beliau mengikuti “Tadribuddu’at Al-Alamiyyah”, Training Dakwah Islam Internasional,
di Universias Al-Azhar Kairo Mesir.Pada tahun 2007 dan 2009 mengikuti Seminar
Internasional tentang Tasawwuf dan Thariqah atas undangan Raja Muhammad
As-Sadis dari Maroko.
Selain dakwahnya yang lemah lembut Beliau
juga dikenal sebagai penulis yang sangat produktif, ketika kami wawancarai keproduktifan beliau tentang dunia tulis
menulis, dengan senyuman yang khas beliau menjawab bahwa itu hanya sekedar hobi,
sungguh sangat jarang sekali ada hobi yang bermanfaat bagi orang banyak seprti
hobi yang dimiliki oleh ustad Sholeh Basalamah, diantara hasil tulisan yang
telah di terbitkan adalah:
1.
Tabungan Hari Akhirat (koleksi Hadist-hadist Amal)
2.
Pengantar Ilmu Alquran
3.
Jurus-jurus kehidupan (Pesan-pesan Moral)
4.
Detik-detik Penting Kehidupan Rasullulah SAW
5.
KeampuhanAyat-ayat Allah
6.
Keistimewaan Hari Jum’at
7.
Sebaiknya anda tahu
Demikian
sekelumit tentang Pondok Darussalam dan pendirinya yang kamii bisa tuangkan
dalam rubrik dunia pesantren kali ini, semoga Allah SWT selalu memudahkan
segala urusan, cita-cita Pondok Darussalam, AMIN..............(zn,md,ar)
COMMENTS