Indonesia yang kaya dengan kebudayaan dan tradisi tidak bisa monolak masuknya budaya lain, baik secara utuh ataupun perpadu...
Indonesia yang kaya
dengan kebudayaan dan tradisi tidak bisa monolak masuknya budaya lain, baik
secara utuh ataupun perpaduan sedikit atau banyak. Karena pada dasarnya budaya
hidup tumbuh dan berkembang mengikuti populasi zaman dan pelakunya.
Sebagai negara besar
berpereadaban tinggi lengkap dengan pancasila dan benteng agama, Indonesia
memiliki sikap cerdas mengatur mengelola, memilah, mempertahankan dan
melestarikan budaya. Sebaliknya, Indonesia juga tegas menilai, mengusir bahkan
memerangi budaya yang kurang baik atau bahkan tidak sesuai dengan pancasila,
nilai agama dan peradaban.
KPK merupakan salah
satu contoh sikap tegas Indonesia dalam memerangi budaya korupsi yang menjamur
di nusantara. Budaya korupsi bagaikan virus berbahaya yang harus segera
dimusnahkan, karena jika tidak akan merusak system pemerintahan yang berdampak
dapat menghancurkan bangsa dan menyiksa rakyat.
Konser Shalawat
merupakan salah satu contoh kecil menghidupkan, melestarikan dan mempromosikan
budaya yang diadopsi dari timur tengah. Meski bukan kebudayaan asli Indonesia,
sudah seharusnya budaya ini dibesarkan guna memerangi budaya dangdut yang
belakangan ini terkikis dari nilai kesopanan dan bertolak belakang dengan
kebudayaan melayu aslinya.
Sudah selang beberapa
tahun ini, Indonesia dan negara di belahan dunia diberi hadiah menarik oleh
globalisasi, sebuah budaya baru yang asyik dan menarik lengkap dengan nilai
positif dan negatifnya. Ya, budaya sosial media yang mau tidak mau harus
diterima dan dinikmati bersama oleh semua pihak.
Budaya sosial media ini
tidak hanya sekedar dikonsumsi belaka, namun juga melahirkan budaya lainnya,
seperti narsis, lebay atau beberapa hal lain yang sarat dengan perubahan bagi
manusia saat ini. Tentu kebudayaan baru ini tidak pernah dirasakan dan
dinikmani manusia sebelum era modernisasi.
Sosial media juga
menyajikan informasi sekaligus membantu kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sosial media berpengaruh dalam mengubah tata nilai dan sikap
penggunanya. Selain menjadi gaya hidup, budaya sosial media juga mempengaruhi kesenjangan
sosial, bagi pengguna dan yang tidak mampu menggunakan atau mengoprasikan sosial
media tersebut.
Budaya sosial
media ini juga membantu dan mempermudah tindak kriminal dan harus diwaspadai. Seharusnya
dengan adanya sosial media manusia bisa lebih sosial, namun belakangan ini
budaya sosial media melahirkan budaya individualistik yang mengesankan bahwa
dengan adanya sosial membuat masyarakat merasa tidak membutuhkan orang lain
dalam beraktifitas. Padahal manusia diciptakan sebagai makhluk sosial.
COMMENTS