Mata merupakan anugerah terindah yang manusia miliki selama hidupnya, dengannya kita bisa melihat keindahan hasil ciptaan-N...
Mata
merupakan anugerah terindah yang manusia miliki selama hidupnya, dengannya kita
bisa melihat keindahan hasil ciptaan-Nya. Kesempurnaan dari sebuah mahakarya
Sang Pencipta yang tiada duanya. Selanjutnya, manusia dipanggil dan diajak
merasakan syukur teramat dalam atas karunia mata yang bisa digunakan untuk banyak
hal.
Mata adalah indera penglihat yang istemewa, pengaruhnya
bagi manusia sangat signifikan, karena mata adalah reseptor inderawi, menangkap
materi informasi yang telah dilihat kemudian ditransfer menuju memori otak melalui
saraf-saraf, lalu direkam dan disimpan dalam otak, sehingga menjadi sebuah
ingatan yang tersimpan di dalam memori otak.
Islam mengajarkan kepada manusia tentang nikmatnya
memiliki mata, bukan sekedar untuk melihat keindahan yang telah diciptakan
Allah ﷻ saja, selebihnya harus
disertai tafakkur dan syukur aktif dengan mengarahkan mata kepada hal-hal positif
bukan negatif.
Allah ﷻ dan
Rasul-Nya memerintahkan manusia untuk menjaga pandangan dari hal berbau maksiat
yang dapat mempengaruhi manusia untuk berbuat dosa. Berangakat dari pandangan
inilah, terkadang manusia terjerumus ke dalam perbuatan dosa. Baik dosa kecil
maupun besar, sengaja atau tanpa disadari.
Bukan berarti dengan menjaga pandangan lalu kita
menutup mata ketika berjalan –karena takut melihat sesuatu yang diharamkan- sehingga
dengan mata yang tertutup kita akan terjatuh dan terpeleset. Ini merupakan
penafsiran yang salah kaprah karena maksud menjaga pandangan ialah melihat
sesuatu yang bersifat positif dan tidak mengundang manusia untuk berfikir, berniat
dan berbuat maksiat. Allah ﷻ berfirman:
@è% šúüÏZÏB÷sßJù=Ïj9 (#q‘Òäótƒ ô`ÏB ôMÏdÌ»|Áö/r& (#qÝàxÿøts†ur óOßgy_rãèù 4 y7Ï9ºsŒ 4’s1ø—r& öNçlm; 3 ¨bÎ) ©!$# 7ŽÎ7yz $yJÎ/ tbqãèoYóÁtƒ
“Katakanlah kepada
orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan
memelihara kemaluannya.” yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". (QS. an-Nur: 30)
Telah jelaslah kabar dari ayat di atas, bagaimana Allah
ﷻ memerintahkan hamba-Nya
untuk menjaga pandangan mereka, tidak terbatas kepada laki-laki saja. Dalam
ayat selanjutnya, Allah ﷻ berfirman
:
@è%ur ÏM»uZÏB÷sßJù=Ïj9 z`ôÒàÒøótƒ ô`ÏB £`ÏdÌ»|Áö/r& z`ôàxÿøts†ur £`ßgy_rãèù Ÿwur šúïωö7ム£`ßgtFt^ƒÎ— žwÎ) $tB tygsß $yg÷YÏB ( tûøóÎŽôØu‹ø9ur £`ÏdÌßJ胿2 4’n?tã £`ÍkÍ5qãŠã_ ( …
“Katakanlah kepada wanita yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya dan janganlah
mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya…”. (QS. an-Nur: 31)
Kedua ayat tersebut bermuara kepada satu titik
kesimpulan, yaitu kewajiban menjaga pandangan, tanpa memandang laki-laki maupun
perempuan karena pada dasarnya manusia mempunyai akal dan hawa nafsu. Tidak
dapat dipungkiri, ketika seorang pria melihat wanita yang berparas cantik nan
elok, muncullah rasa ketertarikan terhadapnya. Begitu pula sebaliknya, ketika
seorang wanita melihat seorang pria yang tampan, maskulin, tubuh yang perfect
dan sifat yang baik. Wanita manakah yang tidak terpikat? dan adakah yang
menjamin diri kita dari jurang kemaksiatan tatkala kita mengumbar liar
pandangan kita?.
Imanlah yang bisa menyelamatkan kita dari mara bahaya
tersebut. Maka telah jelas kiranya, jika Allah ﷻ telah menyampaikan wahyu-Nya kepada umat manusia
agar menjaga pandangan mereka masing-masing. Karena dengan hal tersebutlah, kita
akan terbebas dari segala sesuatu yang mengkrucut kepada kemaksiatan sehingga
menyebabkan kita diganjar dengan dosa seumur hidup.
Dalam sebuah kesempatan, Nabi Muhammad ﷺ bersabda lewat sebuah hadits qudtsi.
“penglihatan
bagaikan anak panah yang beracun yang dilepaskan dari busur panah iblis.
Barangsiapa yang meninggalkan karena takut kepadaku, maka aku akan memberikan suatu
ketenangan yang kemanisannya itu dapat ia rasakan di dalam hatinya”.
(Hadits riwayat Ahmad dan at-Thabri).
Saat ini, di zaman yang modern -yang serba instan-
mungkin sedikit dari manusia yang masih menjaga pandangannya dari kemaksiatan.
Bahkan mungkin - golongan yang selalu menjaga pandangan- hati mereka berkata
“lebih baik aku buta dari pada harus terus melihat kemaksiatan”, karena mereka
takut untuk melihat sesuatu yang bisa menjerumuskan mereka ke dalam dosa besar,
sehingga mereka merelakan diri mereka menjadi orang buta tanpa bisa melihat
keindahan dunia ini selamanya. Dan akhirnya dengan meminta taufiq dan
hidayah-Nya, semoga Allah ╝ menjadikan kita sebagai golongan
orang-orang senantiasa menjaga dan dijaga pandangan kita dari segala bentuk
kemasiatan. Amin. Ibnu zein
COMMENTS