“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,...
“Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda
bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami
dari siksa neraka”.(QS. Ali-Imran ; 190-191)
Sungguh MahaAdil Allah I di tiap penciptaan-Nya. Semut hasil
kreasi Allah
ﷻ -yang telah di abadikan
dalam Al-Qur’an-, mungkin terkesan sebagai serangga kecil dan lemah di mata
manusia. Namun uniknya, jika kita melihat kenyataan yang ada, semut termasuk
hewan yang dapat survive di tengah seleksi alam yang terus terjadi. Ukuran
mungkin bukanlah segalanya, ukuran tubuh yang relatif kecil bukan
menjadi kendala, bahkan semut tergolong
hewan terkuat di dunia. Semut jantan mampu menopang beban beban 50
kali dari bobot tubuh mereka sedangkan
gajah yang hanya mampu menopang beban dengan berat dua kali dari berat badannya
sendiri. Satu hal yang menarik dari
semut adalah realita
alamiah sebagai hewan dengan proporsi otak terbesar jika dibandingkan dengan
tubuhnya. Hal itu dikarenakan, di dalam kepala mereka tersimpan 250.000 sel otak. Subhanallah.
Koloni semut
Dalam
sistem klasifikasi makhluk hidup, semut digolongkan dalam Family Formicidae
dengan Ordo Hymenoptera. Hewan ini memiliki lebih dari 12.000
spesies yang sebagian besar hidup di kawasan tropika. Semut adalah serangga sosial yang hidup berkoloni atau lebih tepatnya disebut
dengan serangga eusosial dengan sistem koloni yang teratur. Setiap anggota koloni mempunyai tugas
masing-masing. Ratu semut bertugas untuk bereproduksi, mempertahankan
kelangsungan spesies dengan menghasilkan semut pekerja, semut tentara, semut
jantan, dan ratu yang baru. Semut pekerja memiliki tugas untuk mencari makan,
merawat bayi, membangun sarang dan menjaga koloni serta sang ratu. Sedangkan
semut tentara dengan kepala yang besar untuk menjaga sarang dari musuh.
Dalam sebuah koloni semut, sang ratu
semut memiliki ukuran tubuh paling besar dan umur paling panjang yaitu 20
tahun, berbeda dengan semut pekerja yang hanya hidup 45-60 hari. Semut jantan memiliki
tubuh paling kecil dengan rentangan umur terpendek karena pasca membuahi sang
ratu, dia akan mati beberapa hari kemudian.
Terkadang, koloni semut disebut sebagai “Superorganism”.
Ungkapan tersebut ditulis oleh seorang myrmecologist dari Amerika,
William Morton wheeler pada tahun 1011. Ia mengatakan bahwa “sebuah koloni
semut merupakan satu
organisme”. Ia menyatakan bahwa koloni semut nyata sebagai satu organisme,
tidak hanya sebuah analogi. Hal ini dikarenakan koloni semut sebagai satu unit
yang bekerja secara bersamaan dan saling mendukung antara satu dengan yang
lainnya, seperti kinerja organ-organ yang mendukung kehidupan organisme. Kasta
ratu merupakan organ reproduksi, kasta pekerja merupakan hati, jantung,
paru-paru, otak, jaringan, sel dan lainnya sedangkan pertukaran zat dan gas
yang terjadi antara semut merupakan sistem sirkulasi dan respirasi pada
organisme. Wallahua’alam.
Jika dicermati secara seksama, kita
bisa mendapatkan hal belum pernah kita bayangkan sebelumnya bahwa dalam sistem kasta semut-semut rela berkorban untuk
kelangsungan hidup semut lainnya. Semut pekerja tidak pernah lelah mencari
makan untuk sang ratu, semut prajurit juga selalu menjaga keamanan koloni tanpa
henti. Fakta ini tidak sejalan dengan teori evolusi yang mengatakan bahwa
makhluk hidup memiliki sifat egoistis yang hanya memikirkan diri sendiri. Namun
realita berkata lain, semut dengan segala toleransi dan kerjasama mampu
bertahan sampai sekarang. Meski memiliki koloni yang sangat banyak, hampir
dipastikan jika semut tak pernah memiliki masalah dengan jumlah tersebut.
Ribuan bahkan mungkin jutaan semut yang hidup bersama tidak pernah mengalami
kelaparan. Jika terjadi krisis makanan, mereka akan saling memberi makanan
dengan partikel makanan yang tersimpan dalam perut cadangannya. Tak hanya itu,
semut rela berbagi sarang dengan makhluk hidup lain, seperti: larva kumbang,
kutu, dan lalat.
Morfologi (bentuk tubuh) semut
Suatu hal yang
menakjubkan lainnya adalah bentuk morfologi semut yang mengagumkan. Sebuah
desain penciptaan tiada tanding. Secara Morfologi, semut dapat diidentifikasi
dengan menggunakan karakter-karakter sebagai berikut:
1.
Memiliki sepasang antena
dengan tipe geniculate
2.
Ratu dan pejantan memiliki sepasang sayap. Khusus
untuk Ratu, sayap akan lepas setelah terjadi proses perkawinan.
3.
Pada bagian pinggang, atau lebih tepatnya bagian
antara thoraks dan gaster mengalami penyempitan. Bagian ini disebut dengan
Petiole dan Post petiole. Pada semut beberapa spesies hanya memiliki petiole
saja dan spesies lainnya memiliki petiole dan post petiole.
4.
Sexual dimorphisme (perbedaan morfologi pada serangga fertil,
jantan dan betina).
Teknologi komunikasi pada
semut
Penelitian
ilmiah tentang semut telah mengungkapkan bahwa hewan-hewan kecil memiliki sistem
komunikasi yang kompleks. Misalnya kutipan dari National Geographic yang
menyatakan bahwa:
“Huge and tiny, an ant carries in her head
multiple sensory organs to pick up chemical and visual signals vital to
colonies that may contain a million or more workers, all of which are female.
The brain contains half a million nerve cells; eyes are compound; antennae act
as nose and fingertips. Projections below the mouth sense taste; hairs respond
to touch“. [1]
Dari pernyataan tersebut, kita dapat mengetahui bahwa seekor
semut memiliki organ-organ sensor ganda dikepalanya untuk menangkap dan
menyalurkan sinyal kimia dan visual penting yang mungkin terdiri atas sejuta
atau lebih pekerja yang semuanya betina. Otaknya berisi satu setengah juta sel
syaraf, memiliki mata majemuk, antena berfungsi sebagai hidung dan ujung jari.
Tonjolan di bawah mulut menjadi indera pengecap dan bulu menjadi indera peraba.
Secara umum, semut memiliki
hormon yang luar biasa yang digunakan dalam sistem komunikasi. Mereka mempunyai
dua jenis hormon yaitu feromon[2]
dan alomon. Feromon memainkan peranan vital dalam berkomunikasi dan mengatur
koloni semut dalam satu genus yang sama. Sedangkan alomon digunakan untuk komunikasi antargenus.
Ketika seekor semut mengeluarkan feromon, semut lain akan menerimanya melalui
bau atau rasa kemudian meresponnya. Penelitian tentang feromon semut telah
membuktikan bahwa semua sinyal yang dipancarkan sesuai dengan kebutuhan koloni.
Selain itu, intensitas feromon yang dipancarkan juga bervariasi sesuai dengan
urgensi situasi. Layaknya fungsi GPS, dengan meninggalkan feromon semut bisa mengikuti semut
lain yang ada di depannya dan bisa pulang kembali ke sarang tanpa tersesat.
Semakin tebal jejak, maka akan semakin banyak semut yang percaya dan berjalan
di jalan itu. Dan sebaliknya, jika jejaknya menipis, maka akan sedikit semut
yang mengikuti jalur. Sehingga tidak mengherankan jika barisan semut yang ramai
akan selalu rapi dan sebaliknya barisan yang sepi akan tidak teratur. Subhanallah.
Selain
berkomunikasi dengan feromon, semut juga menggunakan metode bunyi. Dua dari
jenis bunyi ditemukan oleh para ilmuan. Salah satunya adalah bunyi
"ketukan" dan getaran yang diproduksi dengan memukulkan tubuh pada
rintangan atau tanah dan satu lagi adalah nada tinggi yang diproduksi dengan
menggosokkan bagian tubuh tertentu. Isyarat bunyi yang
diproduksi dengan memukulkan tubuh biasanya digunakan oleh koloni yang
bersarang di pohon. Contohnya, semut tukang kayu berkomunikasi dengan
"bermain gendang". Mereka mulai "bermain gendang" saat
menghadapi bahaya apa saja yang mendekati sarang mereka. Bahaya ini bisa berupa
bunyi yang mencemaskan atau sentuhan yang mereka rasakan atau arus udara yang
mendadak timbul. Semut pemukul gendang mengetuk tanah dengan dagu dan perutnya
dengan cara meng-goyangkan tubuhnya maju-mundur. Dengan cara ini, isyarat mudah
terkirim melalui kulit pohon tipis sejauh beberapa desimeter. Semut tukang kayu Eropa mengirim getaran ke teman
sarangnya yang berada pada jarak 20 cm atau lebih dengan cara mengetukkan dagu
dan perut pada kayu ruangan dan terowongan. Di sini harus diperhitungkan bahwa
20 cm bagi semut setara dengan 60-70 meter bagi manusia.
Semut hampir tuli terhadap
getaran yang disampaikan melalui udara. Namun, mereka sangat sensitif dengan getaran
suara yang dihantarkan melalui zat padat. Ini adalah isyarat tanda bahaya yang
paling efisien bagi mereka. Ketika mendengarnya, mereka mempercepat langkah,
bergerak menuju sumber getaran dan menyerang semua makhluk hidup yang bergerak
yang mereka temukan di tempat itu. Panggilan ini selalu dipatuhi anggota koloni
mana pun. Inilah petunjuk betapa suksesnya organisasi dalam kehidupan semut.
Bahkan sekelompok kecil manusia yang menanggapi panggilan tanda bahaya secara kolektif
- tanpa kecuali dan tanpa anarki- adalah hal yang sangat sulit untuk
diaplikasikan. Akan tetapi, semut mampu melakukan apa yang diperintahkan tanpa
membuang waktu, sehingga mereka dapat meneruskan kelangsungan hidup mereka tanpa
mengganggu disiplin dalam koloni ketika itu.
Produksi suara bernada tinggi
sistemnya lebih rumit daripada proses bermain gendang. Bunyi dihasilkan dengan
menggosokkan beberapa bagian tubuh. Semut menghasilkan bunyi ini dengan
menggosokkan organ tubuh di bagian belakang. Jika kita mendekatkan telinga ke
semut pekerja pemanen, kita dapat mendengar mereka menghasilkan suara bernada
tinggi.
Jauh sebelum manusia mengetahui
sistem komunikasi semut, Allah I telah mengabadikan
“kisah semut dan Nabi Sulaiman u” dalam Q.S
An-Naml ayat 18 dan 19 yang berbunyi:
#Ó¨Lym !#sÎ) (#öqs?r& 4n?tã Ï#ur È@ôJ¨Y9$# ôMs9$s% ×'s#ôJtR $ygr'¯»t ã@ôJ¨Y9$# (#qè=äz÷$# öNà6uZÅ3»|¡tB w öNä3¨ZyJÏÜøts ß`»yJøn=ß ¼çnßqãZã_ur óOèdur w tbrããèô±o ÇÊÑÈ zO¡¡t6tGsù %Z3Ïm$|Ê `ÏiB $ygÏ9öqs% tA$s%ur Éb>u ûÓÍ_ôãÎ÷rr& ÷br& tä3ô©r& tFyJ÷èÏR ûÓÉL©9$# |MôJyè÷Rr& ¥n?tã 4n?tãur t$Î!ºur ÷br&ur @uHùår& $[sÎ=»|¹ çm8|Êös? ÓÍ_ù=Åz÷r&ur y7ÏGpHôqtÎ/ Îû x8Ï$t7Ïã úüÅsÎ=»¢Á9$# ÇÊÒÈ
“Hingga apabila mereka sampai di
lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam
sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya,
sedangkan mereka tidak menyadari". Maka Dia tersenyum dengan tertawa
karena (mendengar) Perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Wahai Tuhanku
berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau
anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan
amal saleh yang Engkau ridhai dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam
golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".
Semoga kita senantiasa menjadi hamba
yang mampu berfikir dan merenungi tiap penciptaan-Nya. Tak lain dari alasan
tersebut akan bermuara dalam satu kesimpulan besar bahwa semakin keras kita
berfikir semakin semakin kita kagum dan bersyukur atas apa yang telah Allah I berikan.
Sumber:
[2]
FEROMON berasal dari kata "fer" (membawa) dan
"hormon" (hormon) dan artinya "pembawa hormon". Feromon
adalah isyarat yang digunakan di antara hewan sespesies dan biasanya diproduksi
dalam kelenjar khusus untuk disebarkan. Komunikasi melalui feromon sangat
meluas dalam keluarga serangga. Feromon bertindak sebagai alat pemikat seksual
antara betina dan jantan. Jenis feromon yang sering dianalisis adalah yang
digunakan ngengat sebagai zat untuk melakukan perkawinan. Semut menggunakan
feromon sebagai penjejak untuk menunjukkan jalan menuju sumber makanan. Bila
lebah madu menyengat, ia tak hanya meninggalkan sengat pada kulit korbannya,
tetapi juga meninggalkan zat kimia yang memanggil lebah madu lain untuk
menyerang. Demikian pula, semut pekerja dari berbagai spesies mensekresi
feromon sebagai zat tanda bahaya, yang digunakan ketika terancam musuh; feromon
disebar di udara dan mengumpulkan pekerja lain. Bila semut-semut ini bertemu
musuh, mereka juga memproduksi feromon sehingga isyaratnya bertambah atau
berkurang, bergantung pada sifat bahayanya.
COMMENTS