Masih adakah diantara kita yang tak mengenal hiasan kaligrafi, dengan keberadaanya yang terpajang hampir di setiap rumah mus...
Masih adakah diantara kita yang tak
mengenal hiasan kaligrafi, dengan keberadaanya yang terpajang hampir di setiap
rumah muslim, rasanya sudah tak asing lagi dengan pernak-pernik hiasan satu ini.
Keindahan ukirannya membuat kita kagum,
dengan lengkukan-lengkukan yang teratur sesuai kaidah kaligrafi menunjukan
kepiawayan penulisnya. Dalam pembelajarannyapun sudah pasti dibutuhkan ketekunan
yang lebih sehingga tak semua orang dapat mempelajarinya.
Indonsia memiliki banyak khattath (kaligrafer)
yang handal sehingga dapat membawa nama seni kaligrafi di Indonesia naik ke
kancah internasional, tapi tahukah kalian sejak kapan Indonesia berkenalan
dengan kaligrafi? apa perannya bagi Indonesia sendiri maupun agama? siapa
dalang di balik ini semua? Simak perbincangan staff redaksi majalah Al-bashiroh
dengan kaligrafer peraih juara II lomba kaligrafi tingkat internasional, KH.
Faiz Abdurrazzaq asal Banten.
Bagaimana
sejarah masuknya seni kaligrafi di Indonesia dan siapakah yang membawanya?
Adanya
seni kaligrafi di tanah air tidak dibawa langsung oleh orang Arab melainkan dibawa
oleh orang Indonesia, salah satunya adalah Mukhtar Hasan, Kyai yang pernah belajar
di Madrasah al-Falah di Mekah sejak tahun 1913 M ini mempelajari kaligrafi dari
guru beliau Syaikh Thahir al-Qurdiy, tokoh ternama kaligrafer dari Arab.
Kyai
Mukhtar Hasan kembali ke Indonesia setelah menetap di timur tengah selama 25
tahun. Kyai Mukhtar Hasan mulai mengajarkan ilmu kaligrafi kepada keluarganya,
KH. Abdurrazzaq salah satunya, kaligrafer Jawa Barat ini menjadi keligafer tersohor
Indonesia di masa dinasti pertama kaligrafi Indonesia. Selanjutnya pada dinasti
kedua dilanjutkan oleh anak beliau KH. Muhammad Faiz.
Dahulu,
semua kitab dicetak dan ditulis di Mesir, Lebanon dan Negara lain. Namun, Setelah
Maktabah Nabhan Surabaya mengetahui ada kaligrafer di Jawa Barat, KH.
Abdurrazzaq dipanggil ke Surabaya, sebagai penulis bagi mekatabah ini, dan dari
sinilah beliau mulai dikenal dan mempunyai banyak murid.
Adapun
kaligrafer lokal yang lebih dikenal sebagai penyebar kaligrafi di Indonesia pada
saat itu adalah Kyai Siradj Dahlan. Anak dari Kyai Ahmad Dahlan pendiri
Muhammadiyah ini adalah penulis lambang Muhammadiyah yang menjadi cikal bakal kaligrafi
di Indonesia.
Ada
pula kaligrafer yang hanya mengembangkan kaligrafi di sekitar Padang, Ust.
Daromi Yunus misalnya, kakak dari Prof. Dr. Mahmud Yunus penyusun kamus Yunus.
Sebesar apa pengaruh kaligrafi bagi budaya
Indonesia semenjak awal kemunculan sampai sekarang?
Kalau kita telusuri lebih dalam lagi, ternyata
mata uang Indonesia silam bertuliskan Arab, hal ini menunjukan besarnya
pengaruh kaligrafi bagi Negara tercinta kita ini. Dan tidak lengkap rasanya
jika rumah ulama tidak terpampang kaligrafi berupa sebuah lafadz, potongan ayat
Al-Qur’an, doa-doa anjuran ataupun perkataan ulama.
Bagaimana perkembangannya
sekarang, semakin maju atau malah sebaliknya?
Kaligrafi
itu mulai berkembang pada abad 18. Memang sejak dulu kaligrafi sudah ada, akan
tetapi hanya berkembang di sebagian daerah yang mendalami ilmu tersebut dan
tidak menjangkau daerah lainnya.
Adapun
di Indonesia khususnya, kaligrafi selalu berkembang, dengan adanya perlombaan yang
selalu marak peminatnya, dalam hal yang berkaitan dengan komersialisasi seperti
dipromosikan atau dijual. Hanya saja, pada saat ini lomba lebih diperbanyak
akan tetapi untuk pendidikannya telah menjadi yang kedua dan cenderung sedikit
peminatnya.
Lihat
Mesir yang masih mempertahankan pendidikan kesenian kaligrafi, bahkan mereka
mempunyai jurusan khusus dalam kesenian ini. Beda halnya di Indonesia
pendidikannya hanya berupa lembaga seperti al-Qalam di Gresik, Lemka di Jakarta
dan lain sebagainya. Yang saya iginkan adalah resmi di bawah naungan pemerintah.
Padahal
dahulu kaligrafi masuk kurikulum pelajaran Indonesia sebagai salah satu
pelajaran pokok, karena merupakan tulisan para leluhur bangsa Indonesia yang
harus dilestarikan. Selain itu, pelajaran khat ataupun kaligrafi sangat banyak
perannya dalam penyebaran agama Islam di Indonesia.
Adapun
beberapa perlombaan diadakan untuk menjaga kelestarian kaligrafi adalah MTQ
untuk para ABRI, mahasiswa, PNS, para santri dan lainnya. Ada juga perlombaan
yang khusus untuk kalangan santri saja yaitu Pospeda (untuk tingkat daerah) dan
Pospenas (untuk tingkat nasional).
Seperti
halnya perlombaan untuk para santri, juga diadakan perlombaan bagi sekolah umum
yang masih menekuni ilmu agama. Hanya saja, cara perlombaannya sedikit berbeda
dengan perlombaan kalangan santri. Yang lebih diutamakan di sana ialah
bagaimana cara menulis yang baik dan benar sesuai ka’idah. Sebab di sana banyak
tulisan bagus mengagumkan, akan tetapi keluar dari ka’idah.
Untuk
budaya kaligrafi Indonesia sendiri, sebesar apa perannya dalam agama Islam?
Perannya
banyak, diantaranya sebaga media da’wah karena khat adalah jalan untuk menulis
ayat ayat suci Al-Qur’an. Karena tidak ada Al-Qur’an yang ditulis dengan komputer.
Baik Al-Qur’an itu mewah atau biasa.
Khat
sendiri termasuk cikal bakal budaya Islam, karena sebagian besar syi’ar Islam
ditunjukkan lewat kaligrafi bahwa Islam
itu penuh dengan seni dan menjunjung nilai budaya.
Bagaimana
harapan antum untuk kaligrafi itu sendiri?
Kembali
lagi kepada tahap awal, kembali lagi diwajibkan kepada setiap murid di Indonesia
baik muslim maupun nonmuslim, dimana kaligrafi diperhatikan di semua tempat.
Khususnya di kalangan Madrasah dan Pondok Pesantren.
Memang
komputer membantu kita untuk kerapian dan kecepatan. Akan tetapi sekali lagi
Al-Qur’an tidak ada yang ditulis dengan komputer. Serta demi mengembalikan
budaya tulisan leluhur kita berupa tulisan Arab Indonesia yang lebih dikenal dengan
sebutan Arab Pego, yang merupakan tulisan asli orang Indonesia.
Adapun
masalah rezeki, khat Insyaallah menjamin khattat itu sendiri untuk sa’adatuddarain
dunia dan akhirat, rezeki datang tanpa diduga.
Dan
tidak diragukan bahwa semua tulisan yang ditulis oleh para khattat akan tetap
terjaga kelestariannya walaupun sang penulis telah s meningggal.
Syair_____al
khattu .
TA’ARUF
Biodata
Muhammad Faiz lahir 11 November 1938 di desa
Lengkong Tangerang Jawa Barat. Menekuni Khattil ‘Arabi sejak usia dini, putera
dari seorang Pionner Khat di Indonesia, KH. M. Abdul Razzaq Muhili (alm). Dari
beliaulah Faiz belajar Khat.
Sejak
usia 15 th. Sudah membantu sang abah menulis kitab-kitab berbahasa arab atau
tulisan arab bahasa Melayu, Sunda, Jawa atau Madura (tulisan Pego atau Melayu
Arab).
Pendidikan
SR 3 th., Madrasah, SMP, SGHA, Pesantren Gontor, Univ. Ibn Khaldun – Bogor, dan
Pesantren Tinggi ilmu Fiqh & Da’wah - Bangil (Jatim).
Karya : Mushaf Bahriyah ayat pojok (Depag
RI) 1982
Mushaf Istiqlal 1994
Mushaf Sundawi (Jabar) 1997
Karir 1. Penyuluh Utama / Khat di
Kanwil Depag Jatim.
2. Da’I
/ Dosen bahasa Arab yang diperbantukan di beberapa pesantren di Jatim oleh
Atase Agama Kedubes Saudi Arabia di Jakarta
(1991- Sekarang).
3.
Pembina cabang Khattil Qur’an LPTQ Provinsi Jawa Timur.
4. Ketua
Majelis Dewan Hakim Cab. Khattil Qur’an di MTQ Nasional XXX - 2000 di Palu
(Sulteng).
5.
Pernah di Bond ke Saudi Arabia Sebagai Khattat / Desainer di :
- Al Farouqi Advertising – Jeddah 1979 – 84
- Al Itimad Print.Press – Jeddah 1979 – 84
- Deplu Kerajaan Saudi – Jeddah 1979 – 84
- Juara II khat tingkat Internasional di
Jeddah (1979) Saudi Arabia.
COMMENTS