“Setetes rahmat Allah pada bumi sebagai benih cinta yang mampu tumbuh dan berkembang pada setiap senyawa di semua makhluk Allah . Cinta ...
“Setetes rahmat Allah
pada bumi sebagai benih cinta yang mampu tumbuh dan berkembang pada
setiap senyawa di semua makhluk Allah . Cinta itu adalah salah satu wujud
rahmat Allah yang hadir untuk umat mausia dan tidak ternilai harganya.”
Allah berfirman dalam
surat ar Ra’ad:
“Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, para malaikat
(bertasbih) karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu
menimpakannya kepada siapa yang dikehendaki, dan mereka berbantah-bantahan
tentang Allah, dan Dia-lah tuhan yang paling keras siksaan-Nya.” (QS. ar Ra’ad:
13)
Alam yang kita tempati ini penuh dengan keindahan,
kecakapan, pesona dan rahasia alam yang menakjubkan lagi penuh misteri. Di
antaranya adalah guruh, kilat, dan halilintar yang disebutkan oleh Sang
Pencipta yang Maha Agung pada ayat di atas. Guruh adalah suara. Kilat adalah
cahaya. Dan halilintar adalah api (panas).
Tiga komponen ini kembali kepada
gerakan. Maka gerakan udara jika semakin kuat menjadi angin kencang lalu
gerakan yang dihasilkan itu jika semakin keras menjadi warna ultraviolet
(ungu), jika melemah berwarna merah; artinya jika semakin panas akan membakar
dan jika melemah akan tenang. Kalau demikian, maka semua yang berada di sekitar
kita berupa suara, api, dan warna (cahaya) adalah gerakan.
Dan kalau demikian,
alam yang kita tempati ini bergerak dan gerakanlah yang paling berpengaruh
besar dalam kehidupan ekosistem makhluk. Pengaruh gerakan ini semua bersumber
pada makhluk yang bernama cinta. Ia ibarat ruh dalam segala lini kehidupan di
dunia.
Unsur
cinta ini telah masuk di berbagai sisi makhluk. Ada beberapa bukti bahwa
sebenarnya oksigen bergerak menemui hidrogen dan karbondioksida ketika
dibakarnya kayu bakar sehingga menyalakan api. Lalu dari api itulah semua
kebutuhan rumah tangga dan semua aktifitas kita diproduksi.
Oksigen
juga bergerak menemui hidrogen sendiri dengan perbandingan massa 7:1 sehingga
terbentuklah air. Air tersusun dari senyawa O2 dan H2 yang saling merindukan
dan saling mencintai. Maka ketika bersatu, terbentuklah air atas izin Allah .
Maka dua senyawa ini menjadi makhluk Allah
yang tumbuh berdasar cinta.
Oksigen
dari udara juga bergerak menjumpai dua makhluk lain pada setiap hewan dan
tumbuhan dengan proses perkawinan sehingga terwujud semua hewan dan tumbuhan.
Kala kita melihat setiap hewan dan
tumbuhan saling mencintai antara jantan dan betinanya sebagaimana kita saksikan
rajut cinta oksigen dan kedua sahabatnya. Dengan persatuan yang berdasarkan
cinta kasih itu terbentuk api, air, semua hewan dan tumbuhan. Maka sungguh
tiada perbedaan antara nyala api sebab kesatuan senyawa-senyawa tersebut dengan
lahirnya generasi-generasi. Begitu juga tumbuhnya putik-putik tumbuhan sebab
kedekatan jantan dan betina.
Semua
kehidupan di dunia ini tersusun atas cinta dan keindahan. Tidak ada kehidupan
di dunia kita ini kecuali dengan cinta atau sesuatu yang serupa dengannya.
Seandainya tidak ada cinta O2 dan H2, takkan ada air yang merupakan sumber
kehidupan bagi semua makhluk hidup.
Adapun
alam-alam yang kita tempati ini tidak akan terwujud kecuali dengan sesuatu yang
menimbulkan kesatuan. Keberadaan air dan api adalah dampak reaksi gerakan
kesatuan itu.
Air
yang ada di dunia, air yang bercokol di awan, dan air yang mengalir di
sungai-sungai berotasi sebagaimana rotasi bintang-gemintang, dan semua itu
adalah rahasia kesatuan dua bagian senyawa yang saling mencintai (cinta
majazy).
Demikianlah
terbentuk dan teraturnya kehidupan umat manusia di dunia. Umat-umat itu tidak
akan maju dan berkembang kecuali sebab beberapa tokoh yang merindukan dan mencintai
ilmu-ilmu pengetahuan dan keutamaan-keutamaannya. Jikalau tidak ada cinta yang
memenuhi hati para ulama, ilmuwan, cendekiawan dan orang-orang bijak. Mereka
tidak akan menggali, mengajar dan mengarang satu huruf pun jika tidak ada cinta
yang mendalam kepada Allah , kepada ilmu dan kepada umat. Begitu juga pada hati
para Nabi dan Rasul, tidaklah mereka mengajar dan membimbing. Tidak pula mereka
akan memiliki pengikut. Tidak akan maju dan berkembang suatu masyarakat kecuali
dengan membaranya cinta kepada ilmu dan perkembangan yang membakar setiap hati
para pemimpin mereka.
Rajut cinta oksigen dan hidrogen lalu bersatu, menimbulkan
air yang merupakan sumber kehidupan semua makhluk. Hal ini adalah logika
manusia mencintai ilmu pengetahuan. Awal filosofinya mencintai ilmu, kemudian
pertengahannya mendapatkan ilmu, dan puncaknya mencintai Allah.
Cinta insani mencakup semua manusia, sementara cinta
pengetahuan khusus untuk para ulama. Mencintai Allah berada di derajat tertinggi yang lebih khusus
dari semua bentuk cinta. Setiap cinta adalah permulaan reaksi setelahnya.
Perhatikanlah bagaimana cinta itu berkobar dan mengalir pada satu jalur yang
tidak bergabung. Dia mengalir dan memuncak bersama dua bagian air, unsur-unsur
api, dan berbagai jenis hewan dan dia juga bersama para filosof dan para nabi.
Nampak jelas bahwa jiwa-jiwa manusia diciptakan untuk
perkara-perkara agung dan mulia. Kita bisa melihat bahwa pencipta alam
menciptakan alam ini berdasar satu prinsip, yaitu cinta secara keseluruhan
(mahabbah amah). Yang lebih pantas untuk mencintai jiwa-jiwa manusiawi ini
adalah yang lebih utama dan lebih didahulukan. Dan mungkin suatu hari,
jiwa-jiwa tersebut menjadi lebih berkembang dan memuncak sehingga sebagaimana
kesatuan senyawa O2 dan H2 yang membentuk air sumber kehidupan.
Jiwa orang-orang shalih suatu hari akan menjadi kesatuan
sebagaimana kesatuan yang mengalir di air dan api. Mereka mendapatkan di sana
kelezatan dari aktivitas-aktivitasnya yang tidak terpikirkan sekarang. Akhirnya
berdampak persatuannya ide dan pendapat, ide satu orang adalah pendapat
semuanya. Hal inilah yang diisyaratkan oleh Allah dengan firmannya:
“Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam
hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan di atas
dipan-dipan. Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak
akan dikeluarkan dari padanya.” (QS. al Hijr 47-48)
Disebutkan dalam hadits:
المَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
“Seseorang akan bersama orang yang dicintainya.” (muttafaq
alaih)
Dalam ayat lain, Allah
berfirman:
“Maka mereka bersama orang-orang yang diberi nikmat oleh
Allah atas mereka dari para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang yang
shaleh.” (QS an Nisa’: 69)
Maka orang-orang yang mendapat nikmat itu adalah orang-orang
yang saling mencintai semata-mata ikhlas karena Allah .
Cinta adalah pelita alam ini. Dengannya, semua tersusun.
Dengannya, ada api, hewan, tumbuhan dan ilmu para ulama. Dengan sebab cinta itu
pula wahyu diturunkan kepada para nabi dan rasul. Cinta juga bara yang panas.
Sedangkan pengetahuan adalah gerakan-gerakan syaraf. Cinta adalah aturan
kehidupan alam. Dengan cinta adanya ketertarikan dan pesona secara umum. Dengan
cinta ada kecocokan antara unsur-unsur emas dan besi. Dengan cinta pula
terbentuklah berlapis bumi demikian langit.
Ini merupakan suatu bukti kuat akan cinta yang ada dalam
diri manusia pada manusia yang lain. Rasa cinta akan menjadi sebuah persatuan
dan kesatuan. Tidak ada kehidupan manusia kecuali dengan persatuan dan kesatuan
mereka. Tidak ada kebaikan pada persatuan dan kesatuan itu kecuali dengan cinta
yang terpatri dalam setiap individu mereka.
Sebab itulah diisyariatkan shalat Jumat, shalat berjamaah,
shalat Id, hingga sedekah. Semuanya untuk menumbuhkan rasa cinta kasih antara
yang kaya dan miskin, antara pejabat dan rakyat. Allah berfirman:
“Dan kami jadikan
kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal.”(QS. al
Hujurat: 13)
Agama menuntut hal ini demikian juga akal (logika). Karena
manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup kecuali saling membantu.
Maka kembali urusan dari perkara manusia kepada keadaan air yang timbul sebab
gabungan dan kesatuan, demikian juga api dan seluruh susunan di alam ini.
Gabungan, kesatuan dan persatuan itu didasari gerakan cinta yang Allah tanamkan pada setiap partikel atom setiap
makhluk Allah dan setiap senyawa.Imam
Haramain
COMMENTS