al Fath al Mubin Setiap pejuang pasti punya pengikut ataupun sahabat yang selalu membantu dalam perjuangan mereka. Begitu pula Rasulull...
Setiap pejuang pasti punya pengikut ataupun
sahabat yang selalu membantu dalam perjuangan mereka. Begitu pula Rasulullah, beliau memiliki
sahabat-sahabat yang setia membantu dakwah beliau. Mereka adalah generasi muslimin
terbaik yang berani dan mau melakukan apapun demi ridha Allah dan Rasul-Nya.
Tentunya,
generasi istimewa seperti mereka mempunyai keunggulan dan keutamaan tersendiri.
Tapi, hanyalah empat sahabat yang terpilih untuk tampil memimpin sahabat
lainnya dan melanjutkan estafet kepemimpinan Rasulullah. Mereka adalah Abu Bakar,
Umar, Utsman dan Ali. Mereka
lebih dikenal sebagai al Khulafa’ al Rasyidin.
Sudah banyak kitab-kitab ulama muslimin yang
menjelaskan tentang keutamaan dan keistimewaan mereka. Kitab al Fath al
Mubin adalah salah satunya. Kitab ini merupakan karangan Mufti Makkah,
Sayyid Ahmad Zaini Dahlan. Imam yang lahir tahun 1817 M ini merupakan contoh
penulis muslim yang produktif.
Beliau
menerangkan bahwa kitab ini terbagi menjadi enam bagian: Pembuka, empat bab
inti lalu penutup. Terlihat sekali bahwa beliau
mengarang kitab ini untuk menjelaskan bahwa mencaci dan menghina sahabat adalah
perbuatan salah. Hanya golongan
sesatlah yang melakukan perbuatan keji tersebut.
Dalam muqaddimah,
beliau menjelaskan bahwa ada suatu golongan yang menjadikan sahabat sebagai
sasaran fitnah kejam mereka serta mengklaim dengan kefasikan. Lalu, beliau membantah
fitnah tersebut dengan menyebutkan beberapa ayat al Quran seperti surat al
Fath ayat 18 dan 28.
Beliau juga
menjelaskan bahwa ikhtilaf (perbedaan pendapat) yang terjadi di antara
mereka disebabkan oleh perbedaan ijtihad, dan semua perbedaan itu
bertujuan untuk menegakkan agama. Maka, semua pihak berhak mendapat pahala atas
ijtihad-nya.
Dalam tiap
bab, beliau menyebutkan dalil al Quran sebelum hadits-hadits yang menerangkan
soal keutamaan Khulafa’ al Rasyidin. Sayyid Ahmad juga membahas sedikit
tentang sejarah para khalifah
seperti keberanian, keadilan dan wafat mereka. Tak lupa proses pelantikan dan
bai’at mereka.
Selain
beberapa peristiwa yang umum terjadi pada semua khalifah, beliau juga menyebutkan karakteristik
khusus mereka. Mulai dari Abu Bakar, Umar,
Utsman hingga Ali. Sayyid Ahmad tidak lupa menceritakan perdebatan para
sahabat sebelum dilantiknya Abu Bakar. Juga cerita Muwafaqotu Umar dalam bab keutamaan Umar.
Seperti yang
penulis jelaskan di awal, bahwa latar belakang Sayyid Ahmad mengarang kitab ini
adalah menjelaskan pada khalayak muslimin bahwa mencela dan memfitnah sahabat
adalah perbuatan yang tercela bahkan sesat. Demi tujuan ini, seringkali pengarang
membahas fitnah-fitnah yang tertuju pada para khalifah di semua bab. Contohnya pada saat
membahas Abu Bakar, beliau menceritakan adanya fitnah yang tersebar bahwa Ali
menolak kepemimpinan Abu Bakar atas dasar wasiat Rasulullah kepada Ali. Beliau
berpendapat bahwa cerita itu adalah kebohongan yang keji. Tak lupa beliau
menjelaskan argumen-argumen yang membuktikan kesesatan tersebut.
Selain kisah
yang penulis sebutkan, masih banyak fitnah-fitnah lain yang pengarang jelaskan di dalam kitab. Sebut
saja perang Shiffin, perang Jamal, dll. Sayyid Ahmad berpendapat bahwa semua
sahabat yang terjerumus dalam fitnah seperti Muawiyah, Aisyah dan Zubair, mereka
bertindak atas dasar ijtihad masing-masing. Tentunya, para sahabat
memilih apapun yang terbaik bagi Islam. Karena inilah, semuanya berhak mendapatkan pahala berijitihad.
Meskipun sebagian dari mereka salah dalam mengambil langkah. Pengarang juga
menyatakan bahwa pendapat Ali yang benar.
Setelah menjelaskan
keutamaan Ali, Sayyid Ahmad juga menulis bab tentang keutamaan Hasan bin Ali.
Bab ini bertujuan untuk menanamkan rasa cinta umat terhadap keluarga dan
keturunan Rasulullah. Bab ini juga menerangkan pelantikan Hasan menjadi khalifah setelah
sang ayah, walau hanya
beberapa bulan. Bahkan, kepimimpinan beliau dianggap sebagai khilafah yang
sah. Tentunya, Sayyid Ahmad juga menyebutkan dalil atas pendapat beliau
tersebut.
Mushannif juga
berpendapat bahwa kepemimpinan Muawiyah setelah Hasan adalah khilafah yang
sah meski beberapa
corak pemerintahan Muawiyah berbeda
dari adat-adat khalifah
sebelumnya. Para ahlu
al Aqdi wa al Hali juga sepakat atas terpilihnya Muawiyah. Bahkan beliau
juga menyebutkan hadits yang menunjukkan sahnya kepemimpinan Muawiyah beserta pendapat
ulama lain yang mendukung argumen pengarang.
Selain
keutamaan dan sejarah para khalifah, Sayyid Ahmad juga menyebutkan keutamaan beberapa tokoh sahabat.
Seperti Aisyah, Talhah, Zubair dan sahabat lain yang termasuk al Asyrah al
Mubassyarin bil Jannah (sepuluh sahabat yang mendapat jaminan surga).
Beliau menyebutkan semua ini untuk menjelaskan pada umat betapa tingginya
derajat sahabat dalam ajaran Islam. Juga agar kita tidak terpancing untuk mengikuti golongan yang mencaci mereka
bahkan mengkafirkan mereka.
COMMENTS