Ibarat Yin dan Yang , kebahagiaan dan kesedihan selalu berpasangan. Keduanya silih berganti menghiasi hidup kita. Adal...
Ibarat Yin dan Yang,
kebahagiaan dan kesedihan selalu berpasangan. Keduanya silih berganti menghiasi
hidup kita. Adalah sebuah keniscayaan bahwa satu saat dalam hidup kita, Allah
menghadiahi ribuan karunia yang bisa kita nikmati. Di saat yang lain, beberapa musibah
yang harus kita hadapi ditimpakan kepada kita.
Entah itu kesenangan atau kesedihan,
semuanya itu bisa menjadi ujian buat kita. Namun sangat beruntung orang-orang
yang sabar dalam ujian-Nya karena tidaklah Allah memberikan ujian kecuali
Allah mencintai orang tersebut.
Allah berfirman: “Dan sungguh
akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah,
mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun (Sesungguhnya
Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali.)". Mereka Itulah
yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka
Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Q.S. Al Baqarah : 155-157).
Dalam ayat lain, Allah berfirman: “Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum datang kepadamu
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa
oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam
cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:
"Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya
pertolongan Allah itu Amat dekat”. (Q.S. Albaqarah : 214).
Ketahuilah bahwa Allah menguji kita
untuk menunggikan derajat kita di surga. Karena cinta-Nya terhadap kita, Ia menguji
kita agar tidak terlena dengan dosa-dosa yang berlumuran di diri kita.
Ia menguji kita untuk menghapus
kesalahan-kesalahan kita karena Allah ingin mengharamkan neraka-Nya dari kita.
Ia menguji kita agar kita menyadari nikmat-nikmat Nya sehingga kita dapat mensukurinya.
Ia menguji kita agar kita mengetahui
nilai dunia dan hakikatnya, sehingga kita menyadari betapa bernilainya akhirat.
Ia menguji kita supaya kita ridho kepada-Nya sehingga kita berhak mendapatkan
ridho dari-Nya.
Ia menguji kita agar kita merasa
rendah di hadapan-Nya, sehingga kita senantiasa berdoa di malam hari dan
berharap semoga Allah segera mengabulkan doa kita serta mengganti satu nikmat
yang telah hilang dengan nikmat lain yang berlimpah.
Ia menguji kita agar kita masuk surga
dengan jalan yang sangat mudah. Ia menguji kita untuk mendidik kita agar dapat
bersikap proporsional terhadap apa yang telah Allah karuniakan ataupun terhadap
apa yang Ia ambil kembali dari kita.
Ia mendidik kita dan itu pun karena Ia
mencintai kita seperti firman Nya dalam al Quran: “tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum
Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa
yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang
diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi
membanggakan diri”. (Q.S. Al Hadid
: 22-23).
Kalau kita tahu ada beribu hikmah
dalam ujian-Nya, kita tidak boleh meminta ujian tersebut dan hendaklah bersabar
saat kita harus menghadapinya. Kita harus senantiasa mencari hikmah dan
berprasangka positif (husnuddzon) kepada Allah karena sesungguhnya
Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Mengetahui telah menakdirkan yang terbaik
untuk hamba-Nya yang beriman dan berbuat kebaikan.
Jika kita menyerahkan segala masalah
yang kita hadapi kepada Allah sepenuhnya, kemudian menyadari diri kita dan
segala apa yang kita cintai adalah milik Allah yang hanya dipinjamkan oleh-Nya
kepada kita, maka hati kita akan terasa lapang dan tentram saat menghadapi
ujian-Nya. Hati kita akan ikhlas ketika Allah mengambil kembali apa yang
memang menjadi kepunyaan-Nya. “(tidak demikian) bahkan Barangsiapa
yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya
pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati”. (Al Baqarah :
112).
Melakukan apa yang telah kita baca
bersama tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Hanya dengan pertolongan
Allah sajalah kita dapat menghadapi ujian tersebut dengan hati yang ridho.
Oleh karenannya, jangan pernah bosan untuk berdoa agar Allah mengkaruniakan
hati yang senantiasa bersyukur atas segala nikmat-Nya, ridho dengan apa yang
dikehendaki-Nya dan mohon juga pada-Nya agar Allah senantiasa memberkahi
apa-apa yang telah Ia takdirkan untuk kita.
Jadikanlah diri kita sebagai orang
yang paling berbahagia karena sesungguhnya Allah telah menyediakan tempat kembali
yang baik untuk orang-orang yang bersabar. Allah berfirman: “Dan orang-orang
yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi
atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang
Itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik). (yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke
dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya
dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari
semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum"
(keselamatan atasmu berkat kesabaranmu). Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan
itu” (Q.S. Ar Ra’d : 22-24).
COMMENTS