Setiap hamba di muka bumi pasti pernah berdoa. Meminta sesuatu yang ia inginkan dalam hidupnya. Namun tak semudah memba...
Setiap
hamba di muka bumi pasti pernah berdoa. Meminta sesuatu yang ia inginkan dalam
hidupnya. Namun tak semudah membalik telapak tangan, doa dapat terkabul. Tidak
sedikit hamba yang berputus asa dan mulai tidak mempercayai Dzat yang mengabulkan
doa lantaran doa yang ia panjatkan tidak juga terkabul. Lalu, siapakah yang
harus ia salahkan? Haruskah ia berhenti berdoa?
Doa
ialah suatu perbuatan dimana seorang hamba mengharapkan sesuatu yang diinginkan
kepada Allah I dengan harapan agar keinginan tersebut dapat
dikabulkan. Semua orang mungkin sudah mengenal doa, namun tidak semuanya faham
dan mengerti tata cara ataupun adab dalam berdoa. Benar, doa juga memiliki adab
dan caranya sendiri. Sebagaimana seorang anak yang meminta sesuatu kepada
orangtuanya dengan cara tersendiri agar permintaan tersebut dipenuhi, doa juga
memiliki adab tertentu agar doa tersebut dapat terkabul.
Semua
orang boleh berdoa. Dan bisa saja semua orang terkabulkan doanya. Namun, ada
beberapa orang tertentu yang doanya pasti diijabahi alias manjur. Golongan yang
istimewa ini di antaranya: orang-orang yang didhalimi, imam yang adil, orang
yang shaleh, anak yang berbakti kepada orangtuanya, orang yang berpuasa selama ia
belum berbuka, dan orang yang bepergian. Di samping itu semua, doa orangtua
kepada anaknya juga dipastikan cepat dikabulkan. Begitu pula doa seorang muslim
yang mendoakan suatu kebaikan kepada saudaranya sesama muslim tanpa diketahui
oleh siapapun. Orang yang mendoakan tersebut akan diamini oleh malaikat seraya
mereka berkata: “Semoga Allah I mengabulkan doamu padanya dan kepadamulah doamu
dikabulkan terlebih dahulu.”
Lantas, apakah orang yang tidak berada di
posisi mereka tidak boleh berdoa?
Jawabannya
adalah tidak. Setiap doa yang dikirim ke langit memiliki hak untuk kembali ke
bumi dengan wujud yang nyata. Hanya dengan mengamalkan beberapa syarat dan adab
dalam berdoa, insya Allah I segala macam doa yang terucap dapat
dikabulkan.
Di
antara syarat-syaratnya adalah ikhlas kepada Allah I, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya, menjauhi makanan, minuman, serta pakaian yang haram, dan juga
berdoa dalam keadaan suci.
Selain
memenuhi segala syarat, beberapa adab di bawah ini juga penting untuk
dipraktekkan.
1. Memilih waktu-waktu
yang mulia dimana Allah I mengabulkan segala doa pada saat itu. Seperti
hari Arafah yang ada hanya sekali dalam setahun, bulan Ramadhan yang lebih
mulia daripada bulan yang lain, hari jumat yang lebih mulia dari hari yang
lain, dan waktu sahur atau sebelum subuh yang lebih mulia di antara waktu yang
lain dalam satu hari.
2. Memilih keadaan-keadaan
yang mulia. Seperti saat perang, turun hujan, dan saat didirikannya shalat.
Imam Mujahid berkata: “Sesungguhnya shalat itu didirikan pada waktu-waktu yang
terbaik, maka hendaknya kalian perbanyak doa seusainya.” Begitu juga waktu di
antara adzan dan iqamah dan ketika sujud. Rasulullah r bersabda:
أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ العَبْدُ مِنْ رَبِّهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَ هُوَ سَاجِدٌ، فَأَكْثِرُوا الدُعَاء (رواه مسلم و أبو داود والنسائي)
“Keadaan dimana seorang
hamba paling dekat dengan Tuhannya yang Mahatinggi ialah ketika ia bersujud.
Maka perbanyaklah berdoa di dalamnya.” (diriwayatkan oleh
Muslim, Abu Daud, dan Nasa’i)
3.
Menghadap kiblat dan
mengangkat kedua tangan. Diriwayatkan bahwa saat Rasulullah r berdoa, beliau mengangkat tangannya hingga kulit
ketiaknya yang putih terlihat. Kemudian beliau mengusapkan kedua tangannya
tersebut ke wajah beliau ketika selesai berdoa.
4. Merendahkan
suara. Abu Musa al Asy’ari berkata: “Saat Rasulullah r dan kami tiba di Madinah, beliau bertakbir.
Maka semua orang ikut bertakbir dan mengangkat suara mereka keras-keras.
Rasulullah r pun berkata: “Wahai para manusia,
sesungguhnya Dzat yang kalian minta tidaklah tuli dan tidak ghaib. Sesungguhnya
Ia berada di antara kalian dan di antara leher dan lutut kalian.”
5. Tidak berdoa
dengan memaksa melainkan tunduk dan merendahkan diri. Allah I berfirman:
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعاً وَخفْيَةً انَّهُ لاَ يُحِبُّ المُعْتَدِيْنَ (الأعراف : 55)
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan
rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas.” (al A’raf : 55)
6. Berdoa dengan
khusyu’.
7. Percaya dan yakin
akan terkabulnya doa.
8. Meminta dengan
merengek dan mengulang doa tersebut hingga tiga kali sebagaimana yang
Rasulullah r lakukan.
9. Memulai dengan
menyebut nama Allah I dan bersholawat kepada Nabi r setelah memuji dan mengagungkan Allah I. Lalu menutupnya dengan nama Allah I dan shalawat juga.
10. Taubat dan membayar
segala hal dhalim yang pernah dilakukan.
Kini, bagaimana apabila ada seorang hamba yang
sudah memenuhi segala syarat dan telah melakukan adab-adab yang disebutkan,
namun doanya belum juga terkabul?
Syarat dan adab yang telah dipaparkan bukanlah
hal yang mengharuskan akan dikabulkannya sebuah doa. Akan tetapi, adab tersebut
mampu mempermudah doa agar cepat terkabul. Sebagaimana juga orang yang tidak melakukan
syarat maupun adab berdoa, tidak menutup kemungkinan jika akhirnya doanya akan
terkabul. Karena sesungguhnya segala sesuatu kembali pada kehendak Allah I. Disebutkan dalam firman Allah I:
"بَلْ اِيَّاه تَدْعُوْنَ فَيَكْشِفُ مَا تَدْعُونَ إِلَيْهِ إِنْ شَاءَ . ." (الأنعام :41)
“hanya
kepadaNya kamu minta tolong. Jika Dia
menghendaki..”(al An’am : 41)
Perlu diketahui juga bahwa
doa tidak semata-mata terwujud secara langsung sesuai permintaan. Akan tetapi, doa
yang dipanjatkan dapat terwujud dengan beberapa cara:
1. Doa tersebut terwujud secara langsung di dunia.
2. Tewujud, namun
ditunda hingga waktu yang telah ditentukan oleh Allah I sebelum ia meninggal.
3. Terwujud di
akhirat nanti.
4. Doa tersebut
tidak dikabulkan, melainkan menjadi penolak dari bala’ (musibah) yang
telah Allah I takdirkan sebelumnya.
COMMENTS